Postingan

Menampilkan postingan dari 2025
“Mewujudkan masyarakat yang harmonis, inklusif, dan bebas dari paham radikal melalui pendekatan persaudaraan, edukasi, dan kolaborasi.” #SalamGayengPersaudaraan

Hamka dan Renungan tentang Manusia dalam Pencarian Agama

Gambar
  Hubungan manusia dengan agama adalah topik yang selalu relevan sepanjang zaman. Sejak dahulu, manusia terus bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial mendasar: dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup, dan ke mana kita akan kembali. Berbagai jawaban telah lahir dari pertanyaan ini, mulai dari yang bersifat mistis hingga filosofis, dari keyakinan primitif hingga ajaran agama-agama samawi . H. Abdul Malik Karim Amrullah , bergelar Datuak Indomo [ 2 ]   serta populer dengan nama pena , Buya Hamka   Dialog Manusia dan Agama di Nusantara Di Nusantara , perbincangan tentang manusia dan agama juga tidak pernah berhenti. Para ulama dan cendekiawan sejak era kolonial hingga pascakemerdekaan aktif menafsirkan hubungan keduanya. Salah satu tokoh paling menonjol adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang lebih dikenal sebagai Buya Hamka . Lahir di Maninjau pada 16 Februari 1908, Hamka berkembang menjadi ulama, cendekiawan, sastrawan, dan pahlawan nasio...

6 Konsep Produktif Jepang yang Selaras dengan Ajaran Islam

  Kemalasan adalah pencuri waktu dan potensi. Dalam Islam , kita diperintahkan untuk memanfaatkan hidup sebaik-baiknya sebelum datangnya kematian. Terkadang, kita perlu melihat hikmah dari berbagai sudut untuk mengatasi masalah ini. Enam teknik produktivitas dari Jepang—seperti Kaizen dan Ikigai —ternyata memiliki "ruh" yang sama dengan ajaran Islam: Istiqamah , Ikhlas , dan Ihsan . Berikut adalah 6 teknik Jepang untuk melawan kemalasan yang diselaraskan dengan nilai-nilai Islam: 1. Kaizen (Perbaikan Bertahap) -> Konsep "SEDIKIT TAPI KONSISTEN (ISTIQAMAH)" Nilai Islam: Rasulullah SAW bersabda, "Amal yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten (istiqamah) walaupun sedikit." ( HR. Bukhari & Muslim). Cara Menerapkan: Jangan targetkan menghatamkan Al-Qur'an dalam sebulan jika belum terbiasa. Mulailah dengan satu ayat sehari , tapi pahami dan tadabburi . Ingin bangun malam? Jangan langsung targetkan Tahajud 10 rakaat, mulaila...

Formula Jepang untuk Membangun Disiplin Diri dan Mengatasi Penundaan

  Istilah " 6 teknik Jepang untuk melawan kemalasan " ini cukup populer di media sosial dan platform pengembangan diri. Sebenarnya, ini adalah kombinasi dari filosofi, konsep produktivitas, dan kebiasaan hidup orang Jepang yang diterjemahkan untuk melawan prokrastinasi . Berikut adalah enam teknik tersebut, beserta penjelasannya: 1. Kaizen (改善) Arti: "Perubahan (Kai) menjadi lebih baik (Zen)." Konsep: Filosofi ini berfokus pada perbaikan berkelanjutan melalui langkah-langkah kecil dan konsisten . Alih-alih menargetkan perubahan besar yang menakutkan dan mudah ditunda, Kaizen mendorong Anda untuk mulai dengan langkah paling kecil yang bisa Anda lakukan. Cara Menerapkan untuk Melawan Kemalasan: Ingin olahraga? Janji pada diri sendiri untuk hanya melakukan satu push-up per hari. Ingin membaca buku? Bacalah satu halaman saja setiap hari. Ingin merapikan kamar? Bersihkan hanya satu meja kecil. Dengan menghilangkan tekanan, otak tidak lagi menganggap tugas t...

Pendidikan Karakter Berbasis Surat Al-Fatihah: Sebuah Kerangka Utama Mendidik Anak

Gambar
  Surat Al-Fatihah tidak hanya sebagai pembuka Al-Qur'an (Ummul Kitab), tetapi juga mengandung intisari dari seluruh ajaran Islam. Melalui pendekatan tafsir dan tadabbur (perenungan mendalam), surat ini dapat dijadikan peta jalan (roadmap) yang sempurna untuk membangun karakter dan kepribadian anak yang Islami. Setiap ayatnya menawarkan fondasi nilai-nilai luhur yang dapat ditanamkan sejak dini.   1. Basmalah (Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm): Melibatkan Allah dalam Setiap Detak Kehidupan Konsep: Kalimat Basmalah adalah pengingat bahwa segala sesuatu dimulai dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah fondasi keimanan dan ketauhidan. Penerapan dalam Pendidikan: Memulai Aktivitas dengan Nama Allah: Ajarkan anak untuk mengucapkan "Bismillah" sebelum makan, minum, belajar, keluar rumah, bahkan sebelum memulai permainan. Ini bukan sekadar ritual, tetapi bentuk pengakuan bahwa semua aktivitas membutuhkan pertolongan-Nya. Membangun Muraqabah ...

Pesan Wasathiyah Para Ulama: Ilmu Adalah Kunci Beragama, Patuh Pemerintah Boleh Sepanjang Tidak Maksiat

Gambar
  Dalam sebuah Bahtsul Masail yang digelar di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari , Jakarta Barat , para cendekiawan dan ulama terkemuka bersepakat menegaskan perspektif Islam yang moderat dan kontekstual. Acara yang dihelat pada 1 Oktober 2025 ini secara gamblang membedah relasi antara hukum positif negara dengan syariat Islam , serta menekankan kewajiban membela tanah air sebagai manifestasi iman. Bahtsul Masail yang digelar di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari,  Jakarta Barat,  1 Oktober 2025   Ilmu sebagai Fondasi Beragama yang Moderat Muhammad Najih Arromadloni atau Gus Najih , yang hadir sebagai pengamat, menekankan bahwa forum keilmuan seperti Bahtsul Masail adalah benteng utama dalam meneguhkan Islam yang wasathiyah (moderat). “Tanpa ilmu, beragama justru akan mendatangkan mudarat, bukan manfaat,” tegasnya. Ia menekankan bahwa ijtihad kolektif dalam forum semacam ini sangat krusial untuk menjawab kompleksitas masalah modern yang tidak secara harfiah t...

Mantan Napiter ke Ketua RW: Sri Puji dan Seni Memetik Cahaya dari Masa Lalu yang Kelam

Gambar
Foto: Sri Pujimulyo Siswanto (dua dari kiri).(Eka Setiawan)   Di sebuah permukiman padat di Semarang , Sri Puji Mulyo Siswanto membuktikan bahwa sebuah masa kelam bukanlah akhir dari segalanya. Sosok yang pernah terlibat dalam jaringan terorisme itu justru kini ditunjuk oleh kepercayaan warga untuk memimpin mereka sebagai Ketua RW XI . Sebuah lompatan keyakinan yang langka, di mana masa lalu yang kelam berubah menjadi modal untuk membangun masa depan. Pada sebuah pemilihan yang bersejarah, 19 Januari 2025, Puji meraih kemenangan telak. Dukungan 175 suara dari 306 warga menjadi bukti nyata bahwa mereka memilih berdasarkan kinerja dan integritasnya yang sekarang, bukan bayangan masa lalunya. Pelantikannya pada 31 Januari 2025 berlangsung lancar, diwarnai bukan oleh kecurigaan, melainkan oleh semangat penerimaan dan harapan akan kepemimpinan barunya. Jejak Kelam dan Proses Penyadaran Dua puluh tahun silam, kehidupan Puji berjalan pada rel yang berbeda. Ia pernah memai...

Sebuah Langkah Nyata Rekonsiliasi: 20 Mantan Napiter Raih Rekor MURI dalam Upaya Deradikalisasi di Universitas Semarang

Gambar
    Semarang ( 9/11/2023 ) - Sebanyak 20 mantan narapidana terorisme (napiter) menorehkan sejarah baru dengan meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Rekor ini dicapai dalam Seminar Nasional "Pencegahan Paham Radikalisasi Bagi Mahasiswa Indonesia Menuju Generasi Emas 2045" yang digelar di Universitas Semarang (USM). Kehadiran para mantan napiter ini menjadi bukti nyata proses reintegrasi sosial yang berhasil. Mereka berbagi kisah tentang perjalanan hidup yang pernah tersesat dalam paham radikal, hingga akhirnya menemukan jalan pulang ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia . Seluruhnya merupakan hasil pembinaan deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang telah berhasil kembali ke masyarakat. Proses Penyadaran dari Dalam Penjara Salah satu mantan napiter, Sri Pujimulyo Siswanto , yang kini menjabat Ketua Yayasan Persadani , memaparkan pengalamannya. "Awal keterpaparan saya berawal dari lemahnya fondasi pendidika...

Refleksi Hari Kesaktian Pancasila: Menguatkan Jiwa Bangsa Melalui Persaudaraan, Edukasi, dan Kolaborasi

  Tanggal: 1 Oktober 2025 Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila . Bagi Yayasan Persadani , momentum ini bukan sekadar mengingat sejarah, tetapi lebih sebagai refleksi mendalam untuk menghidupkan kembali jiwa dan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan nyata. "Kesaktian" Pancasila tidak terletak pada kekuatan magis, tetapi pada ketahanan, relevansi, dan kemampuannya sebagai perekat bangsa yang telah teruji oleh zaman. Kesaktian Pancasila di Tengah Tantangan Zaman Di era globalisasi dan disrupsi informasi seperti sekarang, tantangan terhadap Pancasila tidak lagi berupa pemberontakan bersenjata, tetapi lebih halus dan kompleks. Paham radikalisme , intoleransi , hoaks , dan erosi nilai-nilai kebangsaan adalah ancaman nyata yang dapat memecah belah persatuan kita. Oleh karena itu, "kesaktian" Pancasila harus kita buktikan dengan kemampuan kita merespons tantangan ini secara kolektif. Yayasan Persadani meyakini bahwa ...

Mewujudkan Masyarakat Bebas Paham Radikal: Dari Penangkalan ke Pemberdayaan

  Bebas dari paham radikal bukan hanya berarti tidak adanya aksi teror atau kekerasan. Lebih dari itu, ini adalah tentang menciptakan ketahanan mental dan sosial masyarakat terhadap narasi-narasi ekstrem yang memecah belah . Pendekatannya bukan sekadar reaktif (deradikalisasi setelah terpapar), tetapi proaktif (prevensi/pencegahan) dengan membangun fondasi masyarakat yang sehat melalui persaudaraan, edukasi, dan kolaborasi. Paham radikal seringkali tumbuh subur dalam kondisi keterasingan sosial , ketidakpahaman agama yang komprehensif, dan ketiadaan ruang untuk berpartisipasi secara konstruktif . Tiga pilar Persadani ini secara langsung menangkal akar masalah tersebut. Peran Pendekatan Persadani dalam Menangkal Paham Radikal Berikut adalah penjabaran bagaimana ketiga pilar Persadani bekerja secara sinergis untuk membangun kekebalan masyarakat ( community immunity ) terhadap radikalisme. 1. Melalui Pendekatan PERSADARAAN (Ukhuwah): Menyembuhkan Luka Keterasingan Paham radikal...

Mewujudkan Masyarakat yang Inklusif: Dari Toleransi Pasif ke Partisipasi Aktif

  Masyarakat inklusif adalah masyarakat yang tidak hanya "mentolerir" perbedaan, tetapi secara aktif memastikan bahwa setiap individu dan kelompok, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, status, atau keyakinannya, merasa diterima, dihargai, dan memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam seluruh aspek kehidupan sosial. Inklusivitas adalah langkah maju dari sekadar kerukunan. Jika harmonis adalah tentang "keadaan rukun", maka inklusif adalah tentang "proses aktif merangkul" . Peran Pendekatan Persadani dalam Mewujudkan Inklusivitas Berikut adalah penjabaran bagaimana ketiga pilar Persadani bekerja untuk mewujudkan masyarakat inklusif. 1. Melalui Pendekatan PERSADARAAN (Ukhuwah): Membangun Rasa "Kami" yang Meluas Pilar ini menciptakan landasan emosional bahwa setiap orang adalah bagian dari keluarga besar masyarakat. Memperluas Lingkaran Moral (Moral Circle): Aksi Nyata: Program-program yang mempertemuk...